BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Keberadaan
unsur-unsur kimia di alam sangat melipah.
Namun Seringkali kita tidak
menyadari bahwa hidup kita tidak lepas dari suatu zat bernama unsur.
Barang-barang dekorasi rumah seperti bingkai jendela, kenop pintu, pagar,
grills, bar tirai serta artefak terbuat dari aluminium. Aluminium digunakan juga dalam membuat klub
golf, furniture indoor dan outdoor, kelelawar tenis, kulkas, pemanggang roti, panci,
ceret, dll. Sulit dibayangkan jika kita
hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini
mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan
manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari
sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
Sumber unsur-unsur kimia terdapat di
kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa
ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia
yang terdapat di alam tak pernah ditemukan dalam bentuk
tunggal namun dalam bentuk senyawaannya diataranya yaitu logam alumunium dan
logam golongan IIIA lainnya. Dalam
golongan IIIA yang merupakan logam yaitu alumunium (Al), galium (Ga), indium
(In) dan thalium (Tl). Secara umum untuk
logam golongan ini cenderung kurang reaktif dan kurang bersifat logam
dibandingkan dengan logam golongan logam alkali (IA) dan alkali tanah
(IIA). Hal ini ditunjukkan dengan
beberapa sifat amfoter dan pembentukan senyawa kovalen. Logam periode 4 (Ga, In, Tl) terjadi setelah
jajaran unsur transisi dan disebut sebagai logam pasca-transisi. Sifat khasnya
adalah mempunyai tingkat oksidasi 2 macam. Pada golongan IIIA oksidasinya +1
dan +3. Diantara logam-logam pasca-transisi
kestabilan relatif ditunjukkan dengan naiknya nomer atom dalam golongan
tersebut. Contoh Tl+ lebih stabil dibandingan Tl+3 sedangkan
Ga+3 lebih stabil dari Ga+. Dalam makalah ini, kami akan membahas lebih
spesifik lagi tentang logam-logam pada golongan IIIA. Sehingga kami berharap pembaca dapat memahami dan
mengetahui logam golongan IIIA yang lebih dalam lagi.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1.
Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia logam golongan
IIIA?
2.
Bagaiman sumber logam golongan IIIA di alam?
3.
Bagaimana cara isolasi pada logam golongan IIIA?
4.
Bagaimana reaktifitas pada logam golongan IIIA?
5.
Bagaimana senyawaan logam golongan IIIA dan reksinya
dengan unsur lain?
6.
Bagaimana ikatan yang terbentuk senyawaan logam
golongan IIIA?
1.3.
Tujuan Penyusunan Makalah
Tujuan
dari penyusunan makalah ini adalah agar
mahasiswa lebih mengetahui sifat fisika dan sifat kimia logam golongan IIIA,
sumber logam golongan IIIA di alam, cara isolasi logam golongan IIIA,
reaktifitas logam golongan IIIA, reaksi logam golongan IIIA dengan unsur lain,
dan ikatan yang terbentuk senyawaan logam golongan IIIA.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sifat Logam
Golongan IIIA
Unsur-unsur golongan III A
yang
merupakan unsur logam yaitu Aluminium (Al), Galium (Ga), Indium (In) dan Talium
(Tl). Secara umum untuk logam golongan
IIIA ini cenderung kurang reaktif dan kurang bersifat logam dibandingkan dengan
logam golongan logam alkali (IA) dan alkali tanah (IIA). Hal ini ditunjukkan dengan beberapa sifat
amfoter dan pembentukan senyawa kovalen.
Logam periode 4 (Ga, In, Tl) terjadi setelah jajaran unsur transisi dan
disebut sebagai logam pasca-transisi. Sifat khasnya adalah mempunyai tingkat
oksidasi 2 macam. Pada golongan IIIA oksidasinya +1 dan +3
a. Aluminium
Aluminium
(atau aluminum, alumunium, almunium, alminium) ialah unsur kimia.
Lambang aluminium ialah Al, dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling
berlimpah. Aluminium (Al) adalah
unsur logam yang biasa
dijumpai dlm kerak bumi yang
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Umumnya juga dalam bentuk aluminium silikat dan campurannya dalam logam lain seperti natrium, kalium, furum, kalsium & magnesium. Aluminium murni adalah logam berwarna putih keperakan dengan banyak
karakteristik yang diinginkan. Aluminium ringan, tidak beracun (sebagai logam),
nonmagnetik dan tidak memercik. Aluminium sangat lunak dan kurang keras. Aluminium
adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya dan
tidak ditemukan dalam bentuk unsur di alam. Aluminium adalah unsur ketiga
terbanyak dalam kulit bumi, tetapi tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas.
Walaupun senyawa aluminium ditemukan paling banyak di alam, selama
bertahun-tahun tidak ditemukan cara yang ekonomis untuk memperoleh logam
aluminium dari senyawanya.
Mineral
aluminum yang paling penting dalam metalurgi adalah bauksit, AlOx(OH)3-2x
(0 < x <1). Walaupun Al adalah logam mulia yang mahal di abad ke-19,
harganya jatuh bebas setelah dapat diproduksi dengan jumlah besar dengan
elektrolisis alumina, Al2O3, yang dilelehkan dalam krolit, Na3AlF6. Namun,
karena produksinya memerlukan sejumlah besar energi listrik, metalurgi aluminum
hanya ekonomis di negara dengan harga energi listrik yang rendah. Oleh karena
itu, Jepang telah menutup peleburan aluminum, tetapi konsumsi Jepang terbesar
kedua setelah US. Sifat aluminum dikenal dengan baik dan aluminum banyak
digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin, panci, kusen pintu, dsb. Logam
aluminum digunakan dengan kemurnian lebih dari 99 %, dan logam atau paduannya
(misalnya duralium) banyak digunakan.
b. Galium
Galium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Ga dan nomor atom 31. Sebuah logam
miskin yang jarang dan lembut, galium merupakan benda padat yang mudah rapuh
pada suhu rendah namun mencair lebih lambat di atas suhu kamar dan akan melebur
ditangan. Terbentuk dalam jumlah sedikit di dalam bauksit dan bijih seng.
Galium yang
sangat murni bewarna keperakan dan logam ini memuai sebayak 3.1% jika berubah
dari bentuk cair ke bentuk padat. Oleh karena itu, galium tidak boleh disimpan
dalam gelas atau kontainer logam karena ia akan merusak tempatnya jika galium
tersolidifikasi. Elemen ini tidak rentan terhadap serangan asam-asam mineral.
Galium arsenide dapat mengubah aliran listrik menjadi cahaya dan dapat dipakai
sebagai bahan campuran logam.
c. Indium
Indium adalah logam yang jarang ditemukan, sangat lembut, berwarna putih
keperakan dan stabil di dalam udara dan air tetapi larut dalam asam. Indium
termasuk dalam logam miskin ( logam miskin atau logam post-transisi adalah
unsur logam dari blok p dari tabel periodik, terjadi antara metalloid dan logam
transisi, tetapi kurang dibanding dengan logam alkali dan logam alkali tanah,
titik leleh dan titik didihnya lebih rendah dibanding dengan logam transisi dan
mereka lebih lunak). Indium ditemukan dalam bijih seng tertentu. Logam indium
dapat menyala dan terbakar.
Indium sering diasosiasikan dengan seng dan dari
bahan inilah indium diproduksi secara komersil. Ia juga ditemukan di bijih
besi, timbal dan tembaga.
Elemen ini
tersedia dalam bentuk murni. Indium sangat lunak, putih keperak-perakan, dapat
membasahi gelas.
Indium digunakan sebagai bahan campuran logam,
campuran logam poros, transistor germanium, termistor dan fotokonduktor. Ia
dapat dilapisi pada logam dan diuapkan pada gelas untuk membentuk kaca sebagus
yang tebuat dari perak tetapi tidak rentan korosi atmosfir
d. Thallium
Thalium adalah unsur kimia dengan simbol Tl dan mempunyai nomor atom 81.
Thalium adalah logam yang lembut dan berwarna kelabu dan lunak dan dapat
dipotong dengan sebuah pisau. Thalium termasuk logam miskin. Thalium
kelihatannya seperti logam yang berkilauan tetapi ketika bersentuhan dengan
udara, thalium dengan cepat memudar menjadi warna kelabu kebiru-biruan yang
menyerupai timbal. Jika thalium berada di udara dalam jangka waktu yang lama
maka akan terbentuk lapisan oksida pada thalium. Jika thalium berada di air
maka akan terbentuk thalium hidroksida. Oksida akan terbentuk jika
membiarkan talium di udara dan hidrida dapat terbentuk jika tercampur dengan
air. Logam ini sangat lunak dan mudah dibentuk. Ia dapat dipotong dengan pisau.
Talium memiliki 25 isotop dengan berat atom terbentang dari 184 sampai 210.
Talium alami adalah campuran dua isotop. Campuran logam raksa-talium yang
membentuk eutectic pada 8.5% talium diberitakan membeku pada titik -60
Celcius, sekitar 20 derajat dibawah titik beku raksa.
Unsur thalium dan senyawanya bersifat racun dan penanganannya harus
hati-hati. Thalium dapat menyebabkan kanker.
Logam ini sangat beracun dan pernah digunakan sebagai bahan racun tikus dan insektisida. Sejak diketahui adanya kemungkinan bahwa unsur
ini dapat menyebabkan kanker (walaupun EPA tidak mengklasifikasikannya
sebagai karsinogen), penggunaan unsur ini untuk keperluan tersebut
telah dikurangi atau dilarang di banyak negara. Talium juga dipergunakan
sebagai detektor inframerah.
Elemen ini dan senyawa-senyawanya sangat beracun dan
harus ditangani secara hati-hati. Kontak dengan kulit sangat membahayakan dan
ketika mencairkan logam ini, perlu ventilasi udara yang cukup. Eskpos terhadap
talium (senyawanya yang terlarut) tidak boleh melebihi 0.1 mg/m3
(berdasarkan 8 jam berat rata-rata, selama 40 jam per minggu
1. Sifat
fisika
Sifat
|
Al
|
Ga
|
In
|
Tl
|
Konfigurasi elektron terluar
|
3S23P1
|
4S24P1
|
5S25P1
|
6S26P1
|
Jari-jari logam (pm)
|
143
|
141
|
166
|
171
|
Jari-jari ion (pm)
|
-50
|
11362
|
13281
|
14095
|
Energi Ionisasi pertama (KJ/mol)
|
576,4
|
578,3
|
558,1
|
589
|
Keelektronegatifan (Skala Pauling)
|
1,5
|
1,6
|
1,7
|
1,8
|
Potensial
Elektroda ( V )M+ (aq) + e M ( p)
M3+
(aq) + 3e M (p)
|
-
-1,66
|
-
-0,56
|
-0,25
-0,34
|
-0,34
+0,72
|
Titik Cair ( oC)
|
660,4
|
298
|
156,6
|
303,5
|
Titik didih ( oC)
|
2467
|
2403
|
2080
|
1457
|
Kelimpahan dalam kulit bumi (ppm)
|
81,300
|
15
|
0,1
|
2
|
Unsur
|
Al
|
Ga
|
In
|
Tl
|
Nomor atom
|
13
|
31
|
49
|
81
|
Konfigurasi
elektron
|
[Ne] 3s23p1
|
[Ar] 3d104s24p1
|
[Kr] 4d105s25p1
|
[Xe] 4f145d106s26p1
|
Jari –jari atom (A0)
|
1,25
|
1,24
|
1,50
|
1,55
|
Jari –jari ion (A0)
|
0,45
|
0,60
|
0,81
|
0,95
|
Kerapatan (g/cm3)
|
2,70
|
5,90
|
7,30
|
11,85
|
Titik Leleh (0K)
|
932
|
303
|
429
|
577
|
Titik Didih (0K)
|
2720
|
2510
|
2320
|
1740
|
Energi ionisasi (I) (kJ/mol)
|
577
|
579
|
556
|
590
|
Energi ionisasi (II) (kJ/mol)
|
1816
|
1979
|
1820
|
1971
|
Energi ionisasi (III) (kJ/mol)
|
2744
|
2962
|
2703
|
2874
|
Kelimpahan dalam kulit bumi (ppm)
|
81,300
|
15
|
0,1
|
2
|
Potensial Elektroda ( V )
M+ (aq) + e M ( p)
M3+ (aq) + 3e M (p)
|
-
-1,66
|
-
-0,56
|
-0,25
-0,34
|
-0,34
+0,72
|
Kecenderungan
sifat logam golongan IIIA:
·
Jari-jari logam cenderung berkurang dari Ga- Tl,
kecuali logam Al
·
Jari-jari ion cenderung meningkat dari Al – Tl
·
Energi ionisasi pertama unsur golongan IIIA cenderung
berkurang dari Al – Tl
·
Keelektronegatifan unsur golongan IIIA cenderung
bertambah dari Al – Tl
·
Titik cair unsur golongan IIIA cenderung bertambah
dari Ga – Tl, kecuali Al memiliki titik cair yang besar
·
Titik didih unsur golongan IIIA cenderung berkurang
dari Al – Tl
Potensial
reduksi negatif menyatakan bahwa unsur lebih bersifat logam dibandingkan
hidrogen. Energi pengionan dari logam golongan IIIA hampir sama satu sama lain,
kecuali energi hidrasi Al3+ merupakan yang terbesar di antara
kation golongan IIIA. Hal ini menjelaskan bahwa Al3+ mempunyai
potensial reduksi negatif yang paling besar di antara kation golongan IIIA dan
bahwa Al adalah logam yang paling aktif.
Sifat
menarik dari unsur Ga, In, dan Tl yang tidak terdapat pada Al adalah kemampuan
membentuk ion bermuatan satu. Kemampuan ini menunjukkan adanya pasangan
elektron lembam, nS2, dalam atau dari unsur pasca-peralihan
(post-transition). Jadi, sebuah atom Ga dapat kehilangan elektron pada 4p dan
mempertahankan elektron 4s untuk membentuk ion Ga+, dengan
konfigurasi elektron [Ar]3d104s2. Kemungkinan ini lebih
mudah terjadi pada atom yang lebih berat dalam golongan. Dalam kenyataannya ,
talium dengan bilangan oksidasi +1 lebih mantap dalam larutan berair dibanding
taliuum dengan bilangan oksidasi +3.
Ukuran ion
yang kecil, besarnya muatan ion, dan tingginya energi ionisasi menyebabkan
logam golongan IIIA umumnya memiliki sifat kovalen yang tinggi ( ion Al3+
tidak dijumpai kecuali dalam ALF3 padat). Dalam larutan berair, ion
Al3+ berada dalam bentuk ion terhidrat Al(H2O)63+ atau
dalam bentuk kompleks lainnya. Al sangat stabil terhadap udara, karena
membentuk lapisan oksida pada permukaannya yang digunakan untuk melindungi
logam dari oksidasi lebih lanjut.
2. Sifat Kimia
Sifat kimia
galium serupa dengan aluminium. Talium mempunyai beberapa kesamaan dengan timbal,
misalnya rapatannya yang tinggi (11,85 g/cm3), lunak, dan bersifat
racun dari senyawanya. Pemanasan unsur golongan IIIA dalam oksigen
menghasilkan seskuioksida (M2O3).
M(s) + O2 M2O3(s)
Semua logam
golongan IIIA dapat bereaksi dengan halogen membentuk senyawa trihalida.
Fluorida-fluorida Al, Ga, dan In adalah ionik, titik leleh tinggi (
berturut-turut 1290, 950, dan 1170 oC), sukar larut dalam air (
energi kisi tinggi); sedangkan klorida, bromida, dan iodidanya mempunyai titik leleh
lebih rendah, bersifat kovalen dengan bilangan koordinasi yang bervariasi.
Unsur-unsur golongan IIIA tidak dapat membentuk hidrida secara langsung dengan
hidrogen, AlH3 ada dalam bentuk polimer ( AlH3)n, dimana
antara atom Al dihubungkan dengan jembatan hidrogen. AlH3 dibuat
dengan mereaksikan LiH dengan AlCl3 dalam pelarut eter, bila LiH
berlebih.
LiH(s) + AlCl3 (AlH3)n(s) LiAlH4(s)
2.2 Sumber Logam Golongan IIIA di Alam
Aluminium
adalah salah satu logam terpenting yang tedapat dalam kerak bumi. Bijih
aluminium yang digunakan untuk produksi aluminium adalah bauksit. Bauksit
mengandung hidrat aluminium oksida, Al2O3.H2O,
dan Al2O3.3H2O serta oksida besi, silikon,
titanium, sedikit tanah liat dan silikat. Kadar Aluminium Oksida (Alumina)
dapat mencapai 35% – 60%.
Galium sering
ditemukan sebagai elemen yang terkandung di dalam diaspore, sphalerite,
germanite, bauksit dan batu bara. Analisa debu dari hasil pembakaran
batubara pernah menunjukkan kandungan gallium sebanyak 1.5%.
Indium
sering diasosiasikan dengan seng dan dari bahan inilah indium diproduksi secara
komersil. Ia juga ditemukan dalam bentuk sulfida (In2S3)
dan dalam bentuk campuran seng, serta biji tungsten, timah, di bijih besi,
timbale dan tembaga. Kelimpahan Indium dalam kulit bumi (ppm)
sebesar 0,1.
Talium
terdapat di crooksite (TlCu7Se4),
lorandite, dan hutchinsonite (TlPbAs5S9). Ia juga ada dalam pyrites dan
diambil dengan cara memanggang bijih ini. Talium juga dapat diambil dengan cara
melebur bijih timbale dan seng. Proses pengambilan talium agak kompleks dan
tergantung sumbernya. Manganes nodules, ditemukan di dasar samudera
juga mengandung talium
2.3 Isolasi Logam Golongan IIIA
a.
Aluminium
Aluminium
dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M.Hall di
Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan
bauksit meliputi 2 tahap yaitu pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni
dan peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis
1. Pemurnian
bauksit melalui cara :
Tahap
pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utamadalam bauksit.
Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO, Fe2O, dan TiO2.
Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida
(NaOH)
Al2O3(s) +
2NaOH(aq)+ 3H2O(l)
2NaAl(OH)4(aq)
Aluminium
oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor- pengotor
dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan
dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq)+ CO2(g)
2Al(OH)3(s )+ Na2CO3(aq)+ H2O(l)
Endapan
aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh
aluminium oksida murni (Al2O3).
2Al(OH)3(s) Al2O3(s)+
3H2O(g)
2. Peleburan
/ reduksi alumina dangan elektrolisis
Tahap
peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut
proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult,aluminum oksida dilarutkan dalam
lelehan krinolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis
grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan
pada suhu 950oC. Sebagai anode digunakan batang grafit.
Dalam proses
elektrolisis dihasilkan aluminium di katoda dan di anoda terbentuk gas O2
dan CO2
Reaksi : 2Al2O3(l) 4Al3+ (l) + 6O2- (l)
Katoda : 4Al3+ (l)+ 12e- 4Al
Anoda : 4O2- (l) 2O2(g)+ 8e
C(s)+ 2O2- (l) CO2(g)+ 4e
2Al2O3(l)+ C(s) 4Al+ 2O2(g)+ CO2(g)
b.
Galium
Galium
biasanya adalah hasil dari proses pembuatan aluminium. Pemurnian bauksit
melalui proses Bayer menghasilkan konsentrasi ghalium pada larutan alkali dari
sebuah aluminium. Elektrolisis menggunakan sebuah elektroda merkuri yang
memberikan konsentrasi lebih lanjut dan elektrolisis lebih lanjut menggunakan
katoda baja tahan karat dari hasil natrium gallat menghasilkan logam galium
cair. Galium murni membutuhkan sejumlah proses akhir lebih lanjut dengan zona
penyaringan untuk membuat logam galium murni.
c.
Indium
Indium
biasanya tidak dibuat di dalam laboratorium. Indium adalah hasil dari
pembentukan timbal dan seng. Logam indium dihasilkan melalui proses
elektrolisis garam indium di dalam air. Proses lebih lanjut dibutuhkan untuk
membuat aluminium murni dengan tujuan elektronik.
d.
Thalium
Logam
thalium diperoleh sebagai produk pada produksi asam belerang dengan pembakaran
pyrite dan juga pada peleburan timbal dan bijih besi. Tl biasanya diperoleh dengan
elektrolisis larutan garam-garamnya dalam air, bagi Ga dan In kemungkinan
ini bertambah karena besarnya tegangan lebih untuk evolusi hidrogen dari
logam-logam ini.
2.4 Reaktifitas Pada Logam Golongan IIIA
Reaktivitas
unsur-unsur golongan ini tidak ada kecenderungan. Potensial reduksi golongan
IIIA negatif, ini menunjukkan bahwa unsur IIIA bersifat lebih logam dibanding
hidrogen. Al3+ mempunyai potensial reduksi negatif yang paling besar di antara
kation golongan IIIA. Oleh karena itu Al merupakan logam golongan IIIA
yang paling aktif.
2.5 Senyawaan Logam Golongan IIIA Dan Reksinya Dengan
Unsur Lain
2.5.1
Senyawaan
Logam Golongan IIIA
a. Aluminium
·
Nitrida
Aluminium
Nitrida (AlN) dapat dibuat dari unsur-unsur pada suhu 8000 C. Itu
dihidrolisis dengan air membentuk ammonia dan aluminium hidroksida.
·
Aluminium Hidrida
Aluminium
hidrida (AlH3)n dapat dihasilkan dari trimetil aluminium dan
kelebihan hydrogen. Ini dibakar secara meledak pada udara. Aluminium hidrida
dapat juga dibuat dari reaksi aluminium klorida pada litium klorida pada
larutan eter, tetapi tidak dapat diisolasi bebas dari pelarut.
·
Aluminium oksida
Aluminium
oksida (Al2O3) dapat dibuat dengan pembakaran oksigen
atau pemanasan hidroksida,nitrat atau sulfat.
·
Pada unsur halogen
- aluminium
iodida : AlI3
- aluminium
flourida : AlF3
b. Galium
·
Pada unsur halogen membentuk :
- Galium
triklorida : GaCl3
- Galium
(III) bromida GaBr3
- Galium
(III) iodida : GaI3
- Galium
(III) flourida : GaF3
·
Senyawaan lain :
-
Galium (II) selenida
-
Galium (II) sulfida
-
Galium (II) tellurida
-
Galium (III) tellurida
-
Galium (III) selenida
-
Galium (III) arsenida
c. Indium
Senyawa
–senyawa indium jarang ditemukan oleh manusia. Semua senyawa indium seharusnya
dipandang sebagai racun. Senyawa –senyawa indium dapat merusak hati, ginjal dan
jantung.
·
Pada unsur halogen
- Indium (I)
Bromida
- Indium
(III) Bromida
- Indium
(III) Klorida
- Indium
(III) Flourida
·
Pada senyawa lain :
- Indium (III) Sulfat
- Indium (III) Sulfida
- Indium (III) Selenida
- Indium (III) Phosfida
- Indium (III) Nitrida
- Indium (III) Oksida
d. Thalium
- Senyawa
thalium pada flourida : TlF, TlF3,
- Senyawa thalium
pada klorida : TlCl, TlCl2, TlCl3
- Senyawa
thalium pada bromida : TlBr, Tl2Br4
- Senyawa
thalium pada iodida : TlI, TlI3
- Senyawa
thalium pada oksida : Tl2O, Tl2O3
- Senyawa
thalium pada sulfida : Tl2S
- Senyawa
thalium pada selenida : Tl2Se
2.5.2
Reaksi Logam Golongan IIIA dengan Unsur Lain
a. Aluminium
·
Reaksi aluminium dengan udara
Aluminium
adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam aluminium dilapisi
dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap
udara. Jadi, aluminium tidak bereaksi dengan udara. Jika lapisan oksida rusak,
logam aluminium bereaksi untuk menyerang (bertahan). Aluminium akan terbakar
dalam oksigen dengan nyala api, membentuk aluminium (III) oksida Al2O3.
4Al (s)
+ 3O2 (l ) → 2 Al2O3
·
Reaksi aluminium dengan air
Aluminium
adalah logam berwarna putih keperakan. Permukaan logam aluminium dilapisi
dengan lapisan oksida yang membantunya melindungi logam agar tahan terhadap
udara. Hal serupa juga terjadi pada reaksi aluminium dengan air.
2 Al (s) + 3 H2O → Al2O3
(s) + 3 H2 (g)
·
Reaksi aluminium dengan halogen
Aluminium bereaksi
dengan hebat pada unsur –unsur halogen seperti iodin (I2), klorin
(Cl2), bromine (Br2), membentuk aluminium halida menjadi
aluminium (III) iodida, aluminium (III) bromida, aluminium (III) klorida.
2Al (s)
+ 3I2 (l) → Al2I6
(s)
2Al (s)
+ 3Cl2 (l) → 2 AlCl3
2Al (s)
+ 3Br2 (l) → 2Al2Br6
·
Reaksi aluminium dengan asam
Logam
aluminium larut dengan asam sulfur membentuk larutan yang mengandung ion Al
(III) bersama dengan gas hydrogen.
2Al (s)
+ 3H2SO4 (aq) → 2Al 3+ (aq)
+ 2SO4 2- (aq) + 3H2 (g)
2Al (s)
+ 6HCl (aq) → 2Al 3+ (aq) + 6Cl- (aq)
+ 3H2 (g)
·
Reaksi aluminium dengan basa
Aluminium
larut dengan natrium hidroksida.
2Al (s)
+ 2 NaOH (aq) + 6 H2O → 2Na+(aq) +
2[Al (OH)4]- + 3H2(g)
b. Galium
·
Reaksi galium dengan asam
Ga2O3
+ 6 H+ → 2 Ga3+ + 3 H2O
Ga (OH)3
+ 3 H+ → Ga3+ + 3 H2O
·
Reaksi dengan Halogen
2Ga (s) + 3I2 (l) → Ga2I6 (s)
2Ga(s) + 3Cl2 (l) → 2GaCl3
2Ga(s) + 3Br2 (l) → Ga2Br6
·
Reaksi galium dengan basa
Ga2O3
+ 2 OH- → 2 Ga(OH)4-
Ga (OH)3
+ OH- → Ga(OH)4-
c. Indium
·
Reaksi indium dengan udara
In3+
+ O2 → In2O3
·
Reaksi indium dengan asam
Indium
bereaksi dengan HNO3 15 M
In3+
+ 3HNO3 → In(NO3)3 + 3H+
Indium juga
bereaksi dengan HCl 6M
In3+
+ 3HCl → InCl3 + 3H+
d. Thalium
·
Reaksi talium dengan udara
Potongan
logam thalium yang segar akan memudar dengan lambat memberikan lapisan oksida
kelabu yang melindungi sisa logam dari pengokdasian lebih lanjut.
2 Tl (s)
+ O2 (g) → Tl2O
·
Reaksi thalium dengan air
Thalium
kelihatannya tidak bereaksi dengan air. Tapi logam thalium memudar dengan lambat
dalam air basah atau larut dalam air menghasilkan racun thalium (I) hidroksida
2 Tl (s)
+ 2H2O (l) → 2 TlOH (aq) + H2 (g)
·
Reaksi thalium dengan halogen
Logam
thalium bereaksi dengan hebat dengan unsur-unsur halogen seperti flourin (F2),
klorin (Cl2), dan bromin (Br2) membentuk thalium (III)
flourida, thalium (III) klorida, dan thalium (III) bromida. Semua senyawa ini
bersifat racun.
2 Tl (s)
+ 3 F2 (g) → 2 TlF3 (s)
2 Tl (s)
+ 3 Cl2 (g) → 2 TlCl3 (s)
2 Tl (s)
+ 3 Br2 (g) → 2 TlBr3 (s)
·
Reaksi thalium dengan asam
Thalium
larut dengan lambat pada asam sulfat atau asam klorida (HCl) karena racun garam
talium yang dihasilkan tidak larut.
2Tl (s)
+ 3H2SO4 (aq) → 2Tl 3+ (aq)
+ 2SO4 2- (aq) + 3H2 (g)
2Tl (s)
+ 6HCl (aq) → 2Tl 3+ (aq) + 6Cl- (aq)
+ 3H2 (g)
2.6
Ikatan Yang
Terbentuk Senyawaan Logam Golongan IIIA
1. Ikatan Ion
Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik
listrik antara ion yang berbeda muatan. Ikatan ion dapat terjadi apabila atom
unsur yang memiliki energi ionisasi rendah melepaskan elektron valensinya
sehingga berubah menjadi ion positif, dan atom unsur yang lain mempunyai
afinitas elektron tinggi menangkap elektron tersebut sehingga berubah menjadi
ion negatif. Pada golongan logam IIIA ini sifat ikatannya adalah semi ionik. Contoh
: ikatan dalam senyawa AlCl3
Ikatan yang terjadi antara logam
golongan IIIA dengan nonlogam cenderung ionik.
2.
Ikatan Logam
Unsur logam mempunyai sedikit
elektron valensi. Oleh karena itu, kulit terluar unsur logam relatif longgar
(terdapat banyak tempat kosong), sehingga elektron dapat berpindah dari satu
atom ke atom lain. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur sehingga
menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif logam di dalamnya.
Jadi, struktur logam dapat dibayangkan sebagai ion-ion positif yang dibungkus
oleh awan atau lautan elektron valensi
3. Ikatan Kovalen
Ikatan senyawa L O , L
S , dan L N
(L=logam golongan 3a) yang terbentuk yaitu ikatan kovalen.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam makalah ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Logam golongan IIIA terdiri dari Aluminium
(Al), Galium (Ga), Indium (In) dan Talium (Tl)
2.
Logam golongan IIIA dalam satu golongan dari atas ke
bawah jari-jari atom cenderung bertambah besar sehingga jarak antara inti
dengan elektron terluar bertambah besar kecuali logam Al. Namun energi ionisasi
golongan ini tidak beraturan, sehingga keraktifan
unsur-unsur golongan ini tidak ada kecenderungan
3.
Logam golongan IIIA umumnya dapat bereaksi dengan
udara/ oksigen, air, halogen, asam dan basa
4.
Unsur-unsur
dari logam utama golongan III A di alam tidak ditemukan dalam bentuk unsur
melainkan dalam bentuk senyawanya. Oleh karena itu, diperlukan beberapa proses
yang digunakan untuk dapat mengisolasi unsur tersebut dari senyawanya.
5.
Sumber logam golongan IIIA di alam
di antaranya Aluminium dalam Bauksit yang mengandung hidrat aluminium oksida
(Al2O3.H2O), Galium sering ditemukan sebagai
elemen yang terkandung di dalam diaspore, sphalerite, germanite, bauksit
dan batu bara, Indium ditemukan dalam bentuk sulfida (In2S3),
dan Talium terdapat di crooksite (TlCu7Se4), lorandite, dan hutchinsonite
(TlPbAs5S9)
6.
Senyawaan golongan
IIIA berikatan logam, ionik, ada juga yang berikatan kovalen.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, Hiskia dan
M.S Tupamahu. 2001. Struktur Atom, Struktur Molekul, & Sistem Periodik.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Cotton, F.A dan G.
Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
http://id.wikipedia.org/wiki/aluminium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar